Minggu, 28 Juli 2019

PROPOSAL MINI

PROPOSAL HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS KESEHATAN DENGAN PENERAPAN PROGRAM MTBS PADA PENANGANAN DIARE BALITA DI PUSKESMAS WILAYAH KOTA MANADO OLEH : KARMILA MUSA 1601020 A SEMSTER V PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO 2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Kehidupan anak usia dibawah lima tahun merupakan bagian yang sangat penting. Usia tersebut merupakan landasan yang membentuk masa depan, kesehatan, kebahagiaan, pertumbuhan, perkembangan dan hasil pembelajaran anak di sekolah, keluarga, serta masyarakat. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 tahun (Kemenkes RI, 2014). Laporan dari UNICEF (2013) mengatakan di Indonesia jumlah kematian balita setiap tahun turun dari estimasi 12,6 juta pada tahun 1990 menjadi sekitar 6,6 juta pada tahun 2012, namun angka ini masih cukup tinggi. Angka kematian bayi sebanyak 24 per 1000 kelahiran hidup, sementara angka kematian balita sebanyak 44 per 1000 kelahiran hidup. Diharapkan pada tahun 2015 angka kematian bayi turun menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita turun menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014). Menurut data dari program kesehatan anak Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara (2017) kematian balita (umur 12-59 bulan) sepanjang tahun 2016 sebanyak 266 kasus, menurun dibandingkan dengan Tahun 2015 dengan 298 kasus, dengan kasus terbanyak berasal dari Kabupaten Minahasa Selatan sebanyak 43 kasus, dan terendah di Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 4 (empat) kasus. Penyebab Kematian balita di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2016 Paling banyak adalah BBLR dengan 64 kasus, Lain-lain 74 kasus, Asfiksia 44 kasus, Kelainan bawaan 33 kasus, Sepsis 1(satu) Kasus, Pnemonia 9 (sembilan) kasus, Diare 10 Kasus, Kelainan Saluran Cerna 2 (dua) kasus, Malaria 3 (kasus) dan Demam 1(satu) kasus dan Kelainan Saraf 1(satu) kasus.Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi. Sepanjang tahun 2016 Kasus Penyakit Diare di Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 23.881 kasus dengan cakupan layanan sebesar 46,3 % meningkat dibanding dengan tahun 2015 sebanyak 23.422 kasus dengan cakupan layanan sebesar 45,37 %. Kasus diare terlaporkan lebih banyak terjadi diwilayah Kabupaten Minahasa Utara yaitu 2.856 kasus. Sedangkan cakupan layanan tertinggi di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebesar 123,11 % dan cakupan layanan terendah di Kota Manado sebesar 26,67 % (Riskesdas, 2017). MTBS merupakan salah satu solusi mengurangi angka kematian dan kesakitan bayi dan balita serta sangat sesuai diterapkan di Puskesmas. Sebagian besar balita sakit yang dibawa berobat ke Puskesmas, jarang mempunyai keluhan tunggal. Menurut data WHO, tiga dari empat balita sakit seringkali memiliki beberapa keluhan lain yang menyertai dan sedikitnya menderita 1 dari 5 penyakit tersering pada balita yang dapat diakomodir oleh MTBS (Rika, 2013). Tenaga kesehatan yang melaksanakan Manajemen Balita Sakit Terpadu (MTBS) harus mengikuti pelatihan terlebih dahulu agar dapat mengenali secara dini dan cepat semua gejala anak sakit, sehingga dapat menentukan apakah anak sakit ringan, berat dan perlu dirujuk. Jika penyakitnya tidak parah, petugas dapat memberikan pengobatan atau tindakan sesuai pedoman MTBS (Kemenkes RI, 2014). Data dari Sub-Bagian Penyusunan Program Dinas Kesehatan Kota Surabaya (2013), ada kenaikan persentase rata-rata balita sakit yang ditangani dengan MTBS pada tahun 2013 jika dibandingkan tahun 2012. Pada tahun 2013 persentasinya sekitar 30,4% dari seluruh balita sakit yang berkunjung ke puskesmas, sedangkan pada tahun 2012 hanya sekitar 11,2%. Kenaikan persentasi ini tidak selalu karena meningkatnya jumlah pelayanan pada balita dengan MTBS. Ada beberapa puskesmas yang mengalami penurunan persentasi balita yang ditangani dengan MTBS, bahkan ada puskesmas yang tidak menggunakan MTBS lagi di samping itu, sebagian besar puskesmas menerapkan MTBS belum sesuai dengan harapan pemerintah, meskipun sebagian besar puskesmas telah ada petugas MTBS. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Sasaran MTBS adalah anak umur 0 -5 tahun dan dibagi menjadi dua kelompok sasaran, yaitu kelompok usia 1 hari sampai 2 bulan, dan kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun (Kemenkes RI, 2015). Kegiatan MTBS merupakan upaya yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan dasar seperti puskesmas (Prasetyawati, 2013). Diare merupakan penyebab utama kematian bayi dan anak balita (anak usia 1 bulan sampai < 5 tahun) di Indonesia. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2013) yang dilakukan oleh kemenkes dan Badan Litbangkes pada tahun 2013, penyakit diare menjadi penyebab utama kematian bayi (31,4%) dan anak balita (25,2%). Data yang diperoleh dari KemenKes RI 2013 jumlah penderita diare sebanyak 3.456.123 penderita, menurut DinKes SULUT tahun 2012 jumlah kasus diare 27.394 kasus, dan menurut data yg diambil dari Dinas Kesehatan Kota Manado penderita diare pada anak menempati peringkat kedua terbanyak setelah penderita rhinofaringitis. Diare sebanyak 532 kasus dari jumlah 6.129 pasien anak dalam rentang waktu tanggal 3 januari 2013 sampai dengan 25 maret 2014. Penggunaan MTBS belum berjalan secara efektif, dalam pelaksanaannya. Kondisi dialami oleh sebagian besar puskesmas di Wilayah kota Manado, karena berbagai kendala antara lain terbatasnya jumlah tenaga yang dilatih MTBS, perpindahan tenaga, kurang lengkapnya sarana dan prasarana pendukung, sehingga sebagian besar petugas kesehatan belum mengetahui pentingnya program MTBS untuk diterapkan dikarenakan petugas belum sepenuhnya mengadopsi prosedur program MTBS. Menurut Notoatmodjo (2013), tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu, makin tinggi pengetahuan seseorang makin tinggi kesadaran untuk berperan serta. Teori ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratna Dewi (2013) yang berjudul hubungan tingkat pengetahuan tenaga kesehatan dan penatalaksanaan mtbs (manajemen terpadu balita sakit) dengan tingkat kepuasan atau kesembuhan balita di Puskesmas Teunom Kecamatan Teunom Aceh Jaya. Dimana dalam penelitian ini didapatkan hasil p = P Value = 0,034 dan ini lebih kecil dari α= 0,05 sehingga terdapatnya hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Tenaga Kesehatan dengan Kepuasan atau kesembuhan balita Di Puskesmas Teunom kecamatan Teunom Aceh Jaya. Penyebab lain kurangnya pelaksanaan MTBS disebabkan sikap petugas saat melakukan pelayanan MTBS tidak menyertakan formulir MTBS, petugas mengisi formulir pencatatan setelah pelayanan pada semua balita sakit selesai, hal ini dilakukan Sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu (Syah. 2005), penelitian yang dilakukan oleh peneliti Debby Cintia (2016) yang berjudul hubungan motivasi dan sikap bidan dengan kelengkapan pengisian lembar mtbs di puskesmas kabupaten karanganyar dimana hasil penelitian ini menunjukkan terdapa hubungan yang signifikan dengan nilai p value = 0,002 lebih kecil dari nilai a =0,05. Berdasarkan survey awal yang dilakukan di beberapa Puskesmas Kota Manado angka kejadian diare balita pada 3 bulan terakhir dari bulan Mei –Juli 2018 sebanyak 768 Kasus. Peneliti juga mendata jumlah petugas kesehatan (Perawat) yang bertugas di puskesmas kota manado sebanyak 361 orang, dimana didapatkan petugas kesehatan yang bertugas dipoli anak / MTBS mempunyai beban tugas yang lain sehingga jadwal yang ada sering tidak dipatuhi. Petugas kesehatan yang pernah dilatih MTBS bahkan sama sekali tidak bertugas di poli MTBS tetapi bertugas menjalankan kegiatan lain. Dibeberapa puskesmas penanganan balita sakit dilakukan langsung oleh dokter sehingga tahap pelaksanaan MTBS tidak dilaksanakan oleh petugas kesehatan. Penyebab lain kurangnya pelaksanaan MTBS didapatkan sikap petugas saat melakukan pelayanan MTBS tidak menyertakan formulir MTBS dengan alasan untuk mempercepat waktu pelayanan. Formulir pencatatan MTBS, buku bagan dan KNI ( kartu nasihat Ibu ) merupakan alat bantu atau media yang sangat berguna sebagai acuan tata laksana balita sakit. Kenyataan di lapangan bahan cetakan tersebut kurang tersedia pada beberapa puskesmas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap petugas kesehatan dengan penerapan program MTBS pada penanganan diare balita di Puskesmas Wilayah Kota Manado ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum : Diketahui hubungan pengetahuan dan sikap petugas kesehatan dengan penerapan program MTBS pada penanganan diare balita di PuskesmasWilayah Kota Manado. 2. Tujuan Khusus : a. Diidentifikasi pengetahuan petugas Kesehatan dalam menerapkan program MTBS pada pasien diare usia Balita. b. Diidentifikasi sikap petugas Kesehatan dalam menerapkan program MTBS pada pasien diare usia Balita. c. Diketahui penerapan program MTBS pada pasien diare usia Balita. d. Teranalisis pengetahuan petugas kesehatan dengan penerapan program MTBS pada penanganan diare balita di PuskesmasWilayah Kota Manado. e. Teranalisis sikap petugas kesehatan dengan penerapan program MTBS pada penanganan diare balita di PuskesmasWilayah Kota Manado. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang di harapkan setelah di lakukan penelitian 1. Instansi Puskesmas Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi bagi petugas kesehatan sehingga dapat menangani dan merawat klien yang mengalami diare dengan memakai program MTBS di Puskesmas. 2. Institusi Pendidikan Sebagai masukan bagi proses pembelajaran untuk optimalisasi kemampuan dan pengetahuan peserta didik tentang program Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). 3. Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data tambahan bagi penelitian berikutnya yang terkait dengan penelitian hubungan pengetahuan dan sikap petugas kesehatan dengan penerapan program MTBS pada penanganan diare balita di Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu mata (Notoatmodjo, 2013). Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2011), pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan sosial budaya. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang (Agus, 2013) 2. Proses terjadinya Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2013) pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai berikut: 1) Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (obyek). 2) Merasa (Interest), tertarik terhadap stimulasi atau obyek tersebut disini sikap obyek mulai timbul. 3) Menimbang-nimbang (Evaluation), terhadap baik dan tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4) Mencoba (Trial), dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki. 5) Adaption, dimanasubyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulasi. 3. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2013) pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, pada tingkatan ini reccal (mengingat kembali) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini adalah yang paling rendah. b. cMemahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar tentang objek yang dilakukan dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan lain-lain. c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain. d. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain, kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun, dapat merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakuksan penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. B. Konsep Dasar Sikap 1. Pengertian Sikap Banyak sosiolog dan psikolog yang memberikan batasan bahwa sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap (attitude) adalah suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, positif atau negatif terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya (Kulsum dan Jauhar, 2014) 2. Proses dan komponen sikap Terdapat tiga komponen sikap yakni: komponen respons evaluatif kognitif, yaitu: gambaran tentang cara seseorang dalam mempersepsi objek, peristiwa atau situasi sebagai sasaran sikap. Komponen respons evaluatif afektif, yaitu: perasaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek sikap (kecemasan, kasihan, benci, marah, cemburu atau suka). Dan komponen respons evaluatif perilaku, yaitu: tendensi untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap (Kulsum dan Jauhar, 2014). Dalam hal sikap, dapat dibagi dalam berbagai tingkatan, antara lain : a. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).’ b. Merespon (responding), yaitu dapat berupa memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. c. Menghargai (valuating), yaitu dapat berupa mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. d. Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah dipilihnya (Notoatmodjo,2012) 3. Proses Pembentukan dan Perubahan Sikap Sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat, yakni: a. Adopsi, yaitu: kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama-kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap. b. Diferensiasi, yaitu: dengan berkembangnya intelegensi, bertamba hanya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Dari objek tersebut, sikap dapat terbentuk dengan sendirinya. c. Integrasi, yaitu: pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal yang akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut. d. Trauma, yaitu: pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman yang traumatis juga dapat menyebabkan terbentuknya sikap (Kulsum dan Jauhar, 2014) C. Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS) 1. Pengertian MTBS Merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar. Meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi dan pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan. Tujuan utama tatalaksana ini untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita dan menekan morbiditas karena penyakit tersebut (Kemenkes RI, 2014) 2. Sasaran Manajemen Tepadu Balita Sakit (MTBS) Adapun sasaran MTBS adalah anak umur 0-5 tahun dan dibagi menjadi dua kelompok sasaran yaitu kelompok usia 1 hari-2 bulan dan kelompok usia 2 bulan-5 tahun (Vera, 2015). BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konseptual Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 3.1 : Kerangka konsep hubungan pengetahuan dan sikap petugas kesehatan dengan penerapan program MTBS pada penanganan diare balita di Puskesmas Wilayah Kota Manado : Keterangan : Variabel Penelitian Hubungan B. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ha : 1. Ada huubungan pengetahuan petugas kesehatan dengan penerapan dengan program MTBS pada penanganan diare balita di puskesmas wilayah kota manado. 2. Ada hubungan sikap petugas kesehatan dengan penerapan program MTBS pada penanganan diare balita di puskesmas wilayah kota manado. C. Variabel penelitian Variable penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya. (sugiyono,2017) Variable independent/terikat : 1. Pengetahuan 2. Sikap Variabel dependen : penerapan program MTBS D. Definisi Operasional variabel Definisi operasional parameter Alat ukur skala skor Independent : pengetahuan Sejauh mana petugas kesehatan mengetahui tentang manajemen program MTBS Tingkat pengetahuan : - tahu - memahami - aplikasi kuisioner ordinal Independent : sikap Sikap adalah perilaku yang menjadi kepribadian dari diri seseorang Tingkatan sikap : - menghargai - merespon -menerima kuisioner Ordinal Dependent : Penerapan program MTBS Program MTBS adalah suatu program yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan balita Pelaksanaan MTBS : - Anamnesa -pemeriksaan - pemeriksan - pengobatan Lembar observasi ordinal BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif analitik dengan rancangan Cross Sectional dimana tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2012). . B. Populasi Dan Teknik Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2017). Populasi yang didapatkan dari survey awal berjumlah 361. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono, 2017). Peneliti menentukan jumlah sampel menggunakan rumus Arikunto 10%. 3. Kriteria Sampel Sampel yang akan disertakan dalam penelitian adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan ditelitib (Nursalam,2013). 1. Petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas Wilayah Kota Manado, 2. Petugas Kesehatan yang telah mengikuti Pelatihan MTBS, 3. Bersedia menjadi responden. b. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,2013). 1. Tidak berada pada lokasi penelitian. 4. Teknik Sampling Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2017). Tehnik sampling yang akan digunakan yaitu Purposive Sampling. Yaitu menetukan teknik pengambilan sampel dimana peneliti menetukan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian. (Sugiyono,2017). Sampel dalam penelitian ini yaitu petugas kesehatan yang aktif menjalankan program MTBS di Puskesmas Wilayah Kota Manado dengan jumlah 36 sampel, C. Instrumen Penelitian 1. Pengetahuan Pada variabel ini menggunakan kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan, kuesioner ini menggunakan skala Guttman. Pertanyaan dalam kuesioner sudah baku (Hotmi Umi Arifah, 2016). 2. Sikap Pada variabel ini menggunakan kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan, kuesioner ini menggunakan skala Likert. Pertanyaan dalam kuesioner sudah baku (Sandry Oktavianty, 2012). 3. Program MTBS Pada variabel ini menggunakan Lembar observasi dengan jumlah pernyataan sebanyak 6 pernyataan, Lembar Observasi ini menggunakan skala Guttman. Dalam penilaian instrument ini menggunakan rumus Median D. Analisa data 1. Analisa Univariat Analisa univariat adalah analisa data yang dilakukan dengan menyajikan tahap distribusi frekuensi dari data demografi responden dan masing-masing variabel independen (pengetahuan dan sikap) dan dependen (penerapan program MTBS) kemudian diinterpretasikan. Rumus distribusi frekuensi : P = f x 100% N Keterangan : P = persen N = total sampel F = frekuensi 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat adalah untuk melihat hubungan dari variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji Chi square yaitu salah satu jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variable, dimana skala data kedua variable adalah ordinal. Derajat kemaknaan atau tingkat signifikasi pada penelitian ini adalah(α)≤ 0,05.Dari hasil perbandingan tersebut akan ditentukan apakah hipotesa diterima atau ditolak. Apabila hasil uji statistik dengan “uji Chi Square” menunjukan p < α 0,05, maka hipotesa nol ditolak dan hipotesa alternative diterima, artinya ada perbedaan antara variabel yang diuji. Analisis data ini menggunakan bantuan program SPSS 16.0 E. Etika penelitian 1. Informed Consent Lembar persetujuan diedarkan sebelum riset dilaksanakan kepada seluruh subyek yang akan diteliti. Tujuannya agar subyek mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika subyek bersedia maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika subyek tidak bersedia diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. 2. Anonymity Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuisioner) yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. 3. Confidentiality Kerahasiaan informasi dari responden dijamin oleh peneliti, hanya data tertentu yang akan ditampilkan sebagai hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA Agus, riyanto dan budiman. (2013). Capital selekte kuisioner pengetahuan dan sikap dalam penelitian kesehatan. Jakarta: salemba medika. Nanda S. Sagala. (2016). Hubungan perilaku petugas kesehatan dengan penerapan program manajemen terpadu balita sakit (MTBS) pada penanganan diare balita di wilayah kerja puskesmas Aek Habil kota sibolga. Vol. 1 No. 2 diakses maret 2019 dari http://www. Sciencemakarioz.org.

Kamis, 03 November 2016

FUNGSI-FUNGSI KEYBOARD

Setiap tombol-tombol yang ada pada keyboard juga memiliki fungsinya masing-masing. Namun juga ada fungsi baru ketika temen-temen menggabungkan dari Dua Tombol yang ditekan secara bersamaan.

Di dalam keyboard sendiri memiliki tombol-tombol yang memiliki peranannya masing-masing. Dalam keyboard ada tombol Alfabet dari A-Z yang berfungsi untuk menuliskan huruf A-Z pada komputer. Selain tombol tersebut ada beberapa tombol lain yang juga biasanya ada pada setiap keyboard yang sesuai standart biasanya. Berikut adalah Fungsi Tombol lain selain tombol alfabet yang ada pada Keyboard.
  • Tombol Back space yang berfungsi untuk mendelete satu karakter yang telah terlanjur diketik. Jika digabungkan dengan Tombol Ctrl  maka fungsi dari Tombol Back Space tidak lagi mengapus satu karakater dari depan, melainkan menghapus satu kata dari depan. Satu kata merupakan kumpulan dari beberapa karakter yang dipisahkan oleh spasi.
  • Tombol Caps lock. Apabila tombol ini ditekan maka lampu akan menyala dimana menunjukkan bahwa huruf besar atau kapital yang digunakan, namun jika mati maka huruf normal yang dipakai yakni huruf kecil sebagaimana biasanya.
  • Tombol Delete untuk menghapus satu karakter yang berada pada posisi di belakang kursor. Jika digabungkan dengan tombol ctrl maka fungsi dari tombol delete tidak lagi mengapus satu karakater yang berada di belakang kursor, melainkan menghapus satu kata yang berada di belakang kursor. 
  • Tombol End berfungsi untuk memindahkan kursor ke akhir baris dari tulisan. Jika digabungkan dengan tombol ctrl maka tombol end akan berfungsi untuk langsung menuju pada bagian akhir dari lembar kerja.
  • Tombol Esc yang berfungsi dalam membatalkan sebuah perintah yang sudah dilakukan di menu. Semua perintah yang terlanjur diberikan akan dibatalkan seketika jika tombol esc ditekan.
  • Tombol Enter berfungsi untuk berpindah ke baris yang baru dari baris yang lama. Selain itu tombol enter juga memiliki fungsi sebagai perintah tegas dilaksanakannya sebuah perintah yang diberikan kepada program yang ada di komputer.
  • Tombol Home memiliki fungsi untuk membawa kursor ke sudut kiri atas atau awal baris. Jika digabungkan dengan tombol ctrl maka tombol home akan berfungsi untuk langsung menuju pada bagian awal dari lembar kerja.
  • Tombol Page Up memiliki fungsi untuk menggerakkan baris satu layar ke arah atas.
  • Tombol Page Down memiliki fungsi kebalikan dari page up yakni untuk menggeserkan satu garis ke bawah.
  • Tombol Tab berfungsi untuk memindahkan kursor dalam satu tabulasi ke arah kanan. Jika ditekan terus maka perintah tersebut akan berulang yakni terus memindah kursor dalam satu tabulasi ke arah kanan dari posisi awal.
Selain itu, ketika temen-temen menggunakan Office pasti ada beberapa tombol dalam keyboard yang memiliki  fungsi Lainya yang bisa dilakukan kombinasi atau penggabungan dengan Tombol lainnya. Seperti misal:

Ini adalah Tombol Kombinasi Antara CTRL + ...
  • Ctrl + A : Select All
  • Ctrl + B : Bold
  • Ctrl + C : Copy
  • Ctrl + D : Font.
  • Ctrl + E : Center Alignment.
  • Ctrl + F : Find.
  • Ctrl + G : Go To.
  • Ctrl + H : Replace.
  • Ctrl + I : Italic.
  • Ctrl + J : Justify Alignment.
  • Ctrl + K : Insert Hyperlink.
  • Ctrl + L : Left Alignment.
  • Ctrl + M : Hanging Indent.
  • Ctrl + N : New.
  • Ctrl + O : Open.
  • Ctrl + P : Print.
  • Ctrl + Q : Normal Style.
  • Ctrl + R : Right Alignment.
  • Ctrl + S : Save / Save As.
  • Ctrl + T : Left Indent.
  • Ctrl + U : Underline.
  • Ctrl + V : Paste.
  • Ctrl + W : Close.
  • Ctrl + X : Cut.
  • Ctrl + Y : Redo.
  • Ctrl + Z : Undo.
  • Ctrl + 1 : Single Spacing.
  • Ctrl + 2 : Double Spacing.
  • Ctrl + 5 : 1,5 lines.
  • Ctrl + Esc : Start Menu.
 Dan Untuk Tombol dengan Awalan F1-10 berikut adalah Fungsinya :

  • F1 : Menjalankan fungsis pertolongan yang disediakan pada Word.
  • F2 : Memindahkan teks atau objek yang dipilih.
  • F3 : Menjalankan perintah AutoText.
  • F4 : Mengulangi perintah sebelumnya.
  • F5 : Menjalankan perintah Find and Replace atau Goto.
  • F6 : Menjalankan Perintah Other Pane.
  • F7 : Memeriksaan kesalahan ketik dan ejaan teks.
  • F8 : Awal perintah penyorotan/pemilihan teks atau objek.
  • F9 : Mengupdate Field (Mail Merge).
  • F10 : Mengaktifkan Menu.
  • F11 : Memasukkan field berikutnya (Mail Merge).
  • F12 : Mengaktifkan dialog Save As.
 Ini Untuk Tombol-tombol Tambahannya :
  • Esc : Membatalkan dialog / perintah.
  • Enter : Melaksanakan pilihan atau mengakhiri suatu paragraf.
  • Tab : Memindahkan teks sesuai dengan tanda tab yang ada pada ruler horizontal.
  • Windows : Mengaktifkan Menu Start.
  • Shortcut : Mengaktifkan shortcut pada posisi kursor.
  • Delete : Menghapus 1 karakter di sebelah kanan kursor.
  • Backspace : Menghapus 1 karakter di sebelah kiri kursor.
  • Insert : Menyisip karakter di posisi kursor.
  • Home : Memindahkan posisi kurosr ke awal baris.
  • End : Memindahkan posisi kurosr ke akhir baris.
  • Page Up : Menggulung layar ke atas.
  • Page Down : Menggulung layar ke atas.
  • Up : Memindahkan kursor 1 baris ke atas.
  • Down : Memindahkan kursor 1 baris ke bawah.
  • Left : Memindahkan kursor 1 karakter ke kiri.
  • Right : Memindahkan kursor 1 karakter ke kanan.
  • Num Lock On : Fungsi pengetikan angka-angka dan operator matematik aktif.
  • Num Lock Off : Fungsi tombol navigasi aktif.
  • Shift + F10 : Membuka menu pintas, sama seperti mengklik kanan.
  • Shift + Delete : Menghapus item yang dipilih secara permanen tanpa menempatkan item dalam Recycle Bin.
  • Ctrl + Right Arrow : Memindahkan titik penyisipan ke awal kata berikutnya.
    Ctrl + Left Arrow : Memindahkan titik penyisipan ke awal kata sebelumnya.
    Ctrl + Down Arrow : Memindahkan titik penyisipan ke awal paragraf berikutnya.
    Ctrl + Up Arrow : Memindahkan titik penyisipan ke awal paragraf sebelumnya.
  • Ctrl + F4 : Close dokumen aktif dalam program-program yang memungkinkan Anda untuk memiliki beberapa dokumen yang terbuka secara bersamaan.
  • Ctrl + Shift + Tab : Bergerak mundur melalui tab.
    Shift + Tab : Bergerak mundur melalui pilihan .

  • Alt : Penekanan tombol yang tidak dikombinasikan dengan tombol lain hanya berfungsi untuk mengaktifkan atau memulai penggunaan menu bar.
  • Alt + F4 : Menutup item aktif, atau keluar dari program aktif.
  • Alt + Enter : Menampilkan properti dari objek yang dipilih.
  • Alt + Spacebar : Buka menu shortcut untuk jendela aktif.
  • Alt + Tab : Switch antara item yang terbuka.
  • Alt + Esc : Cycle melalui item dalam urutan yang mereka telah dibuka.

CARA MENGHILANGKAN JERAWAT

Jerawat kecil-kecil adalah jenis jerawat yang sangat menggangu. Pasalnya, jerawat ini lebih sering muncul di bagian pipi dan dahi bahkan menyebabkan rasa perih ketika tersentuh dan menimbulkan gatal-gatal di sektar kulit yang berjerawat. Jerawat kecil-kecil termasuk jerawat yang berpotensi besar meninggalkan bekas dan lubang. Apalagi jika tersentuh dengan tangan dan kuku. Kebanyakan penderita jerawat ini sering mengalami masalah komedo. Kemudian komedo berkembang menjadi jerawat yang jika di pencet biasanya ada butiran kecil meyerupai pasir dan berbau seperti lemak yang membusuk.

Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang penyebab jerawat kecil-kecil yang sering mangkir di dahi dan pipi. Tahukah anda, kalau jerawat ini menimbulkan kerugian dimana kulit akan tampak kasar. Belum lagi rasa perih dan gatal yang di timbulkan akan menggangu kenyaman penderitanya.

Ciri-Ciri Jerawat Kecil-Kecil

Sesuai dengan namanya, jerawat ini ukurannya lebih kecil seperti komedo atau hampir menyerupai biang keringat. Warnanya merah dan di ujung jerawat terdapat bintik putih kecil, ini adalah nanah yang merupakan hasil penyumbatan lemak. Jerawat kecil-kecil muncul secara berkelompok dan cenderung muncul pada bagian pipi dan dahi. Pada fase peradangan, jerawat ini akan menimbulkan rasa perih jika tersentuh cairan tertentu yang asam atau memiliki kadar basa yang tinggi. Terasa sakit jika tersentuh, bahkan untuk sebagian kasus penderita sering mengalami rasa gatal pada kilit di sekitar jerawat.

Penyebab Jerawat Kecil-Kecil

Penyebab jerawat kecil-kecil umunya sama dengan penyebab jerawat biasa atau jerawat batu. Yang membedakannya hanya ukuran dan tingkat peradangan serta kerugian yang di timbulkan. Penyebab utama jerawat kecil-kecil adalah produksi minyak yang berlebihan di dalam kelenjar sebasea. Faktor yang mempengaruhinya bisa jadi karena hormone yang tidak stabil. Selain itu di sebabkan karena stress dan kebiasaan mengkonsumsi makanan berminyak.

Penyebab jerawat kecil-kecil juga di akibatkan karena infeksi bakteri yang berkolaborasi dengan lemakdan kotoran yang tersumbat di pori-pori. Pada fase ini, peradangan mulai terjadi.

Selain itu, penyebab jerawat yang kecil-kecil bisa saja karena faktor lingkungan dan iritasi bahan kimia dari alat kosmetik. Debu, polusi, dan kotoran yang terbawa oleh udara dan menempel pada wajah, sementara tidak segera di bsuh dengan sabun, maka menjadi potensi timbulnya jerawat.Kosmetik seperti bedak dan foundation yang mengandung minyak serta abahan kimia, akan mudah mengiritasi kulit jika tidak di bersihkan.

Itulah penyebab jerawat kecil-kecil yang umum. Lalu bagaimana mencegah jerawat kecil-kecil ini? Berikut tips cara mencegah jerawat kecil-kecil.

Cara Mengatasi Jerawat Kecil-Kecil

Penyebab jerawat kecil-kecil sudah di bahas sebelumnya. Dengan demikian maka kita akan mengetahui cara mengatasinya. Mengatasi jerawat kecil-kecil ini tidak perlu menghabiskan uang dan waktu. Siapa saja dapat melakukannya di rumah. Mulai dari menjaga kebersihan, melalukan perawatan dan memperbaiki pola makan dan kebiasaan sehari-hari, merupakan cara sederhana dan alami untuk membasmi jerawat. Berikut adalah cara mengatasi jerawat:

1.    Memperbaiki pola makan dan gaya hidup

Hindari makanan junkfood dan tinggi gula. Ganti beberapa asupan dengan sayuran, buah. Jangan lupa untuk meningkatkan konsumsi air putih, karena air putih berperan penting untuk melembabkan kulit sekaligus mengeluarkan racun dan kotoran melalui air seni. Hindari rokok, alcohol dan minuman bersoda yang dapat memicu penurunan imun dan memicu terjadinya ketiakstabilan hormone terutama kelenjar sebasea.

2.    Menjaga Kebersihan Kulit dan Melakukan Perawatn Rutin

Dengan membasuh wajah dalam frekuensi normal tentu dapat membantu mengurangi penumpukan kotoran dan bakteri. Cara-cara alami seperti memakai masker buah dan sayuran, atau melakukan scrub yang rutin dengan beras atau kopi bisa membantu mencegah sekaligus mengatasi jerawat.

3.    Menghindari Stress

Stress adalah pemicu munculnya jerawat. Karena dalam keadaan psikologi yang tidak baik, hormone tubuh akan menjadi tidak stabil. Salah satunya yang terjadi pada kelenjar sebasea. Kelenjar ini cenderung over produktif terhadap minyak, hingga akhirnya tidak mampu di kelurkan oleh tubuh dan menyumbat pori-pori yang menjadi cikal bakal timbulnya jerawat.

Cobalah anda kenali penyebab jerawat dengan ukuran kecil-kecilyang sering muncul di wajah anda. Lakukan tips mengatsi yang sudah di jelaskan di atas apabila jerawat muncul. Dengan begitu masalah jerawat akan teratasi lebih cepat.

PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI

Penyakit Pada Sistem Reproduksi Manusia

1. Penyakit Pada Sistem Reproduksi Pria 

penyakit sistem reproduksi pria
Penyakit Sistem Reproduksi Pria yang sering terjadi adalah Hipogonadisme, Kriptorkidisme, Uretritis, Prostatitis, Epididimitis, Sifilis, Dan Gonorhea. Adapun penjelasan dari masing-masing penyakit, adalah sebagai berikut:

a. Hipogonadisme, dalah Penyakit Sistem Reproduksi Pria yang ditandai dengan penurunan fungsi testis pria. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan interaksi hormon androgen dan hormone estrogen. Gangguan Kesehatan Organ Reproduksi Pria ini bisa menyebabkan berkurangnya karakter maskulin pada pria dan kemandulan.

b. Kriptorkidisme, adalah gangguan yang disebabkan kegagalan satu ataupun dua testis untuk turun dari abodemen menuju scrotum. Kelainan ini terjadi ketika masih bayi, dan menyebabkan hormon testoteron pria tidak berkembang dengan baik.

c. Uretritis, adalah terjadinya peradangan pada bagian uretra yang disertai dengan rasa gatal yang berlebihan terutama pada bagian penis. Gangguan Kesehatan Reproduksi Pria yang disebabkan oleh virus Herpes ini, juga akan menyebabkan penderitanya sering buang air kecil.

d. Prostatitis, adalah Gangguan Kesehatan Organ Reproduksi Pria dengan gejala prostat meradang, dan disebabkan oleh bakteri Escherichia colia.

e. Epididimitis, adalah infeksi terjadi pada Sistem Reproduksi Pria, dan disebabkan oleh bakteri E. Coli dan bakteri Chlamydia.

f. Sifilis, merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada pria. Penyakit ini disebabkan karena bakteri Treponema Pallium yang ditularkan melalui transfusi darah, hubungan suami istri atau luka mikroskopis.

g. Gonorhea, adalah Penyakit Sistem Reproduksi Pria yang sering disebut sebagai kencing nanah. Gonorhea disebabkan karena bakteri Neisseria Gonorrheae, dan ditularkan melalui pergaulan bebas dan menyimpang. Gejala Gonorhea adalah keluarnya cairan berwarna putih seperti nanah dan disertai rasa nyeri pada saat kencing. 

2. Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita

Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita


a. Gangguan Menstruasi

Gangguan Menstruasi bisa berupa amenore sekunder atau amenore primer. Amenore sekunder ditandai dengan tidak terjadinya siklus menstruasi selama 3 - 6 bulan, pada wanita yang sebelumnya telah mengalami siklus menstruasi. Sedangkan Amenore primer ditandai dengan gejala seorang wanita tidak mendapatkan siklus menstruasi untuk pertama kali saat usia 17 tahun, dan diikuti gejala lain seperti tidak berkembangnya unsur seksual sekunder. Gangguan Menstruasi Amenore primer bisa menjadi indikasi wanita tersebut mandul, sehingga harus dikonsultasikan dengan dokter agar mendapatkan penanganan medis.

b. Kanker Pada Wilayah Genital

Penyakit Sistem Reproduksi Wanita Yang Sering Terjadi ini biasanya pada wilayah serviks, ovarium, dan vagina. Para ahli menduga penyebab kanker vagina adalah infeksi virus, dan bisa diobati dengan kemoterapi atau bedah menggunakan laser. Sedangkan, kanker serviks disebabkan karena adanya sel yang tumbuh secara abnormal di wilayah lapisan epiter mulut rahim. Sedangkan kanker ovarium biasanya tidak menujukan tanda-tanda yang jelas, hanya sebatas keluhan rasa pegal luar biasa pada panggul, terjadi perubahan saluran pencernaan dan terjadinya pendarahan yang abnormal pada vagina. Untuk mengetahui dan mencegah kanker tersebut harus dilakukan pemeriksaan Skrining / Pap Smear secara rutin.
c. Gangguan Kesehatan Endometriosis
Penyakit Endometriosis adalah kondisi jaringan endometrium wanita berada di luar wilayah rahim namun berada di oviduk, ovarium, ataupun di jalur luar rahim wanita. Gejala Penyakit Endometriosis yang paling umum adalah rasa nyeri pada bagian perut, pinggang yang sakit, serta rasa tidak nyaman saat menstruasi. 
d. Infeksi vagina
Penyakit ini menampakkan gejala antara lain keputihan berlebih dengan bau yang sangat menyengat dan disertai dengan rasa gatal. Infeksi ini biasanya menyerang wanita pada usia yang produktif khususnya bagi mereka yang telah memiliki pasangan dan aktif melakukan kegiatan seksual. Penyebab utamanya adalah hubungan seksual. 
e. Penyempitan Oviduk
Oviduk (saluran telur) yang menyempit, bisa disebabkan karena genetis atau karena kuman jenis tertentu. Penyempitan Oviduk, menyebabkan sulitnya terjadi kehamilan pada wanita, karena jalan sperma menjadi terhalangi. 
f. Kemandulan (Infertilitas)
Kemandulan Wanita bisa disebabkan karena penyakit maupun gangguan pada Sistem Reproduksi. Salah satu tanda paling mudah mengetahui gangguan kesehatan ini adalah, terjadinya keterlambatan menstruasi atau bahkan tidak terjadi menstruasi sama sekali. Gangguan ini bisa diatasi dengan terapi makanan, atau pengobatan dengan dokter spesialis. 
g. Kanker Payudara
Kanker payudara tidak hanya terjadi pada wanita, bahkan pria juga mempunyai risiko kanker payudara. Namun memang wanita memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan pria. Hal tersebut dikarenakan jaringan lemak pada payudara wanita jauh lebih besar. Dan Kanker payudara bisa menyerang wanita yang sudah menikah maupun belum menikah. Pencegahan kanker payudara bisa dilakukan dengan pola makan dan hidup sehat, serta hindari penggunaan Bra yang terlalu ketat /  sempit.
h. Mola Hidalidosa
Hamil anggur (Mola Hidalidosa) adalah kondisi wanita mengalami kehamilan (dilihat menggunakan USG) namun sebenarnya tidak ada janin yang tumbuh di dalam rahim. Bayangan mirip bayi tersebut hanya gelembung darah yang membeku bernama mola. Gangguan Kesehatan ini bisa mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa, bahkan memicu pendarahan hingga kematian. 
Dari beberapa penjelasan Penyakit Sistem Reproduksi Wanita tersebut diatas, semoga kita semakin sadar untuk lebih berhati-hati menjaga Organ Reproduksi. Pola makan, pola hidup sehat serta menghindari pergaulan bebas akan menjaga harga paling berharga kita tersebut.

Referensi :
http://tips-sehat-keluarga-bunda.blogspot.co.id/2013/11/penyakit-sistem-reproduksi-pria-yang.html
http://tips-sehat-keluarga-bunda.blogspot.co.id/2013/11/penyakit-sistem-reproduksi-wanita-yang.html

cara menaikkan berat badan secara alami

Saat banyaknya orang yang ingin menurunkan berat badan, bukan hal yang salah jika kamu ingin tahu bagaimana cara menaikan berat badan agar ideal dan lebih berisi. Sebab seperti kita ketahui bersama, berat badan yang ideal merupakan salah satu impian semua orang, terutama bagi kamu yang memiliki berat badan kurang.

Memiliki berat badan yang ringan tak selamanya menyenangkan. Kondisi semacam ini akan menjadi persoalan jika penyebabnya adalah kekurangan nutrisi ataupun mengidap penyakit tertentu. Oleh sebab itu, ada baiknya ketahui penyebab badan kurus dulu agar nantinya tidak ada hal-hal yang membahayakan kesehatan kedepannya.

Dalam menambah berat badan, sebetulnya ada banyak cara yang bisa kamu tempuh. Memang konsumsi obat dan susu penambah tinggi badan cukup cepat. Namun beberapa produk dapat menyebabkan gangguan seperti iritasi, sembelit, maag, pusing, dan masih banyak lagi.

Sebelum kamu mengonsumsinya, lebih baik terapkan cara menambah berat badan secara alami tanpa obat berikut ini. Saya jamin cara alami ini aman tanpa efek samping bagi kesehatanmu!

Cara Menaikan Berat Badan Cepat Secara Alami Tanpa Obat

Cara menaikan berat badan cepat secara alami tanpa obat

1. Periksakan terlebih dahulu kesehatan kamu

Cara menggemukan badan terbaik adalah mengetahui terlebih dahulu penyebab badan kamu kurus. Maka dari itu, sebelum memulai program peningkatan berat badan sebaiknya konsultasikan dulu kepada dokter atau ahlinya.

Beberapa kondisi mungkin bisa mengakibatkan berat badan kamu berada di bawah normal. Adapun kondisi tersebut antara lain:

- Hipertiroidisme atau kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
- Adanya penyakit coeliac yang membuat tubuh kamu tidak mampu menyerap nutrisi dari makanan.
- Gangguan makan seperti anoreksia nervosa.

Note: orang-orang yang menderita penyakit diatas sangat memerlukan pengobatan dari dokter. Bahkan bila perlu mereka memerlukan psikiater khusus agar bisa sembuh total.

2. Konsumsi makanan sehat tinggi nutrisi

Banyak orang yang salah ketika ingin menambah berat badan. Mereka cenderung lebih banyak mengonsumsi makanan berlemak dan berkalori tinggi dengan tujuan agar badan cepat gemuk, padahal metode semacam ini sangatlah berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Seperti kita ketahui bersama, makanan yang tinggi lemak dapat menyebabkan meningkatnya kolesterol dalam tubuh. Maka dari itu, lebih baik kamu memperbanyak konsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna yang kaya akan nutrisi. Misal buah, sayur, kacang-kacangan, dan lain sebagainya.

3. Makan lebih sering

Orang pemilik badan kurus, mereka cenderung lebih cepat merasa kenyang. 
Kondisi ini membuat lambung mereka kosong dalam waktu yang lama tanpa makanan. Dengan demikian, tak ada nutrisi yang bisa diolah tubuh menjadi energi ataupun cadangan lemak.

Dari pada kamu mengonsumsi 2-3 kali makanan dalam porsi besar, sebaiknya konsumsilah 5-6 makanan dalam porsi yang kecil dan sering. Kamu bisa ngemil setiap 3 jam sekali dengan makanan ringan yang menyehatkan tubuh.

4. Mengonsumsi jus atau smoothies

Smoothies merupakan minuman berbahan dasar buah yang dicampur dengan susu atau yoghurt dan bahan-bahan lain kemudian diblender halus, hampir mirip dengan jus yang sering kita buat itu.

Baik jus ataupun smoothies, mereka sangat cocok untuk menambah berat badan. Sebab, tubuh akan lebih mudah menyerap nutrisi makanan apabila sudah dihaluskan.

Agar program peningkatan berat badan ini berhasil, kamu harus mengurangi konsumsi minuman rendah nutrisi. Adapun minuman rendah gizi antara lain kopi, soda, alkohol, dan minuman ringan lainnya.

5. Selalu sediakan camilan sehat di meja

Disaat sela-sela bekerja, kamu bisa mengonsumsi camilan sehat. Kalau saya pribadi lebih suka ngemil buah kurma, kacang kedelai, avokad, madu, dan lainnya. Mereka mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh tubuh, terutama dalam menambah berat badan ke angka ideal.

Sebisa mungkin hindari makanan yang digoreng dengan menggunakan rendaman minyak. Kenapa? Karena mereka memiliki kandungan lemak dan kolesterol jahat yang sangat buruk bagi kesehatan tubuh kita.

6. Tambahkan kalori

Lemak berbeda dengan kalori, meski banyak yang menganggapnya sama. Kalori termasuk sumber energi terbaik untuk tubuh. Sehingga kebutuhan kalori setiap orang berbeda-berbeda tergantung banyaknya energi yang mereka keluarkan.

Menambah asupan kalori setiap harinya sangat penting untuk menaikan berat badan dengan cepat. Taburkan keju parut ke roti dari biji-bijian utuh, atau telur dadar pada sup ayam kamu. Meski demikian, kamu juga perlu berhati-hati, sebab kalori berlebih dapat menyebabkan diabetes.

7. Minum saat makan atau 30 menit sesudah makan

Minum banyak air sebelum makan dapat membuat kita merasa lebih cepat kenyang. Sebaliknya, minum 30 menit sesudah makan atau saat makan dapat meningkatkan penyerapan nutrisi dalam tubuh. Penyerapan nutrisi ini sangat penting untuk menggemukan badan secara alami.

Terserah kamu ingin mengonsumsi air putih atau teh manis. Yang jelas, usahakan menghindari minuman-minuman rendah gizi. Bila perlu, konsumsilah buah pisang setelah makan, karena ia juga dapat membantu meningkatkan penyerapan nutrisi dalam tubuh.

8. Membiasakan diri selalu berolahraga

Olahraga dianggap sebagai aktivitas fisik yang cukup ideal untuk menurunkan berat badan. Padahal, olahraga rutin sebetulnya bisa juga kita gunakan untuk menaikan berat badan dengan cepat. Olahraga dapat meningkatkan nafsu makan, sehingga tubuh akan mendapatkan asupan kalori yang lebih banyak.

Aerobik, jogging, yoga, berenang, sepeda statis, dan angkat beban merupakan contoh olahraga penambah berat badan yang bisa kamu lakukan. Selain membakar lemak, olahraga tersebut juga bisa meningkatkan massa otot.

Note: jangan lupa konsumsi makanan sumber protein setelah olahraga agar mendapatkan hasil maksimal.

9. Hindari begadang

Apabila memang kamu benar-benar ingin menambah berat badan, lebih baik hindari begadang mulai detik ini. Begadang hanya akan memperburuk kondisi kesehatan kamu. Bahkan, orang yang sering begadang lebih beresiko mengalami penyakit kanker dan tumor mematikan.

Dari pada kamu begadang sepanjang malam nggak jelas, lebih baik gunakan untuk beristirahat. Menurut para ahli, idealnya kita harus mencukupi waktu tidur minimal 8 jam sehari. Bila kamu mengalami susah tidur, baca cara mendapatkan tidur nyenyaksemalaman yang sudah saya ulas sebelumnya.

10. Hindari rokok

Saya yakin kamu pasti sudah tau bahaya merokok bagi kesehatan. Rokok mengandung beragam senyawa kimia beracun yang dapat menyebabkan kanker, impotensi, dan gangguan janin dalam kandungan. Telah banyak kasus kematian akibat merokok.

Selain itu, ternyata asap rokok secara tak langsung juga menyebabkan badan kurus. Rokok memicu menurunkan nafsu makan, dengan demikian membuat tubuh tidak banyak memperoleh asupan nutrisi makanan terutama kalori.

11. Perbanyak konsumsi air putih

Hampir 70 % lebih orang yang bertubuh kurus mengalami kekurangan cairan tubuh. Air sangat diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi organ, termasuk salah satunya lambung dan usus dalam menyerap nutrisi.

Menurut para ahli dan pakar kesehatan, konsumsi air putih terbaik harus minimal 8 gelas atau 2 liter sehari. Kamu bisa mengonsumsinya dalam beberapa sesi agar tidak merasa mual atau jenuh.

12. Kunyah makanan sampai halus

Mengunyah makanan mungkin terbilang kegiatan yang cukup sepele bagi kita. Sangat jarang ada yang mau menghitung berapa banyaknya kunyahan setiap konsumsi makanan. Namun meski demikian, mengunyah makanan ternyata sangat penting untuk menambah berat badan secara alami lho.

Nabi Muhammad SAW bahkan menyarankan untuk mengunyah makanan lebih lama, tepatnya lebih dari 26 kali. Setelah diteliti, ternyata banyaknya kunyahan mempengaruhi penyerapan nutrisi makanan itu ketika dalam tubuh. Makanan yang halus cenderung lebih mudah terserap nutrisinya dari pada yang kasar.

Okey, mungkin itulah beberapa cara menambah berat badan cepat secara alami tanpa obat yang bisa saya share kali ini. Terapkan semua tips menambah berat badan diatas secara rutin dan konsisten setiap harinya. Selamat mencoba dan semoga hasilnya memuaskan.

Sumber: www. Cantik itu. Com